Senin, 22 Desember 2008

Selamat Natal Bapak Tukang Becak!


Apa makna Natal buat anda tahun ini? Masing-masing orang pasti memiliki pengalaman menarik dan berkesan. Kalau saya pribadi, satu pengalaman berharga saya alami ketika saya dan istri belanja kebutuhan Natal di Pasar Anyer - Tangerang. Sebenarnya kalau diajak belanja, saya paling malas. Tapi karena saya juga butuh untuk melengkapi peralatan pohon Natal, yah...saya juga ikut belanja keliling sana-sini. Yang dicari adalah kebutuhan hiasan natal, dan istri mau beli kebutuhan untuk buat kue. Kebetulan isteri saya lagi semangat buat kue. Padahal menurut saya pekerjaan membuat bermacam-macam kue itu sangat membosankan. "Belajar buat kue" itu jawab isteri saya ketika saya usulkan beli saja yang sudah jadi.
Setelah kebutuhan yang kami inginkan sudah dapat semua, waktunya untuk makan siang. Nah disinilah pengalaman yang manis itu terjadi. Di salah satu RM cepat saji, kami memesan makanan sesuai selera kami masing-masing. Saya pesan nasi goreng (makanan favorit saya), dan isteri saya pesan nasi soto. Ketika makanan sudah tersedia, berdoa, lalu dengan lahapnya saya makan nasi goreng itu tanpa peduli lagi sekeliling. Tapi kemudian saya heran melihat isteri saya tidak memakan nasi soto yang di depannya. Dia kelihatan termenung.
Saya tanya "kok nggak makan?", dia jawab "saya tidak bisa makan".
"Kenapa?" tanyaku lagi.
"lihat pa... bapak tukang becak itu", dia menunjuk ke salah seorang tukang becak.
"Bapak itu pasti belum makan", lanjutnya.
"Trus
kenapa?" timpalku lagi.
"Bolehkah aku beli makanan untuk bapak itu?".
Serrrr... aku merinding, entah kenapa... Lalu saya lihat lagi ke arah bapak tukang becak itu, wajahnya lesu, kurus. Batinku juga berkata bapak itu pasti belum makan. Lalu saya jawab "beli saja nasi gorengnya satu lagi, tapi gimana cara memberikannya, kan banyak tukang becak disana? "Tenang ajah itu urusanku" katanya. Lalu dia cepat-cepat pesan nasi gorengnya dan langsung memberi kepada si bapak tukang becak. Saya perhatikan terus si bapak, dia kebingungan ketika menerima pemeberian isteri saya.
Dalam hati saya merenung, saya yang nota bene sebagai pendeta belum pernah melakukan yang seperti itu... Tuhan telah membukakan mata hati saya melalui istri saya. Itulah tidakan Natal yang paling indah. Tidak pernah saya merasakan hati sedamai ketika si bapak menerima makanan itu. Sampai sekarang saya tetap bisa mengenang si bapak, tukang becak itu dengan senangnya menikmati makan siangnya.
Ketika kami keluar dari RM itu, kami melihatnya duduk di becaknya sambil makan. Selamat Natal bapak, tukang becak! Kami tidak bisa memberi lebih, doa kami semoga bapak beruntung dan mendapat rejeki yang banyak.

SELAMAT NATAL JUGA BUAT SEMUA TEMAN-TEMAN DI DUNIA BLOG INI...
by pdt.z.sinurat

1 komentar:

  1. yup......

    natal untuk berbagi amang,

    hendry lg/br tmbn hkbp cikarang

    BalasHapus