Sabtu, 10 Oktober 2009

HIDUP PENDETA

Berikut ini saya kutip hasil Rapat Pendeta Batak (HKBP) tahun 1931. Menurut saya banyak poin hasil rapat tersebut perlu di refresh (disegarkan kembali) pada masa sekarang ini.
  1. Pendeta diharuskan untuk menghayati panggilan dan jabatan yang diterimanya dalam hidup sehari-hari.
  2. Pendeta harus menjaga diri agar tidak sombong
  3. Pendeta tidak boleh mengeluh sekalipun "parbalanjoon" (gaji) yang diterima sedikit.
  4. Pendeta harus tetap menjaga diri agar tidak mengucapkan kata-kata kotor, tidak tercemar, tidak berbohong, tidak munafik dan tidak pemarah.
  5. Pendeta menjadi teladan dalam perbuatan yang baikwibawa dan tata krama bagi para guru jemaat dan sintua.
  6. Pendeta menjadi teladan dalam kehidupan rumah tangganya.
  7. Pendeta menjadi panutan dalam melakukan pekerjaan pelayanan yang diserahkan pimpinan kepadanya. Pendeta harus terpercaya dalam hal keuangan.
  8. Pendeta harus terus menerus memperdalam pengtahuannya supaya dia mampu membimbing guru dengan baik.
  9. Pendeta mengajar dan menegur guru, sintua dan anggota dengan penuh kasih.
  10. Pendeta harus mendoakan guru, sintua dan anggota jemaat setiap hari, dan dalam hal tertentu pendeta berdoa secara khusus di ruangan tertutup dengan guru, atau sintua atau anggota jemaat.
  11. Pendeta, guru dan sintua harus sehati sepikir dalam pelayanan jemaat.
  12. Pendeta eropa dan batak harus sehati sepikir. berusaha mencegah upaya memecah kesatuan para pendeta (red.). Persoalan dan perbedaan pendapat diselesaikan secara internal, tidak perlu disebarluaskan kepada anggota jemaat.
  13. Jemaat-jemaat yang telah mampu untuk membiayai belanja pelayanannya, tidak perlu lagi meminta bantuan dari badan sending.
  14. Pada waktu itu ada beberapa sekte yang harus dihadapi dan ditentang (termasuk RK danAdventis). Gereja juga harus menghadapi budaya asing yang masuk ke tanah batak. (red)
(artikel ini dikutip dari Butir-butir pergumulan teologis, praksis dan keputusan-keputusan Rapat Pendeta HKBP 1931-2005)