Selasa, 24 Februari 2009

Mengapa Orang Yahudi Banyak Yang Pintar ?


Artikel ini diambil dari e-mail tetangga dan bisa dibuat sebagai referensi yang bermanfaat.



Mengapa Orang Yahudi Banyak Yang Pintar ?

Chappy Hakim - 5 Februari 2009 -

Tanpa bermaksud untuk mendramatisasi tentang orang Israel dan atau
orangYahudi, saya ingin berbagi informasi yang saya peroleh dari membaca terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan Malaysia) dari Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang dilakukan oleh DR.Stephen Carr Leon. Penelitian DR. Leon ini adalah tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orangYahudi.
Mengapa Orang Yahudi, rata-rata pintar? Studi yang dilakukan mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut : Ternyata, bila seorang Yahudi hamil, maka sang ibu segera saja meningkatkan aktivitasnya membaca, menyanyi dan bermain piano serta mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai untuk mempelajari matematika lebih intensif dan juga membeli lebih banyak lagi buku tentang matematika, mempelajarinya, dan bila ada yang tidak diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya. Semua itu dilakukannya untuk anaknya yang masih di dalam kandungan.
Setelah anak lahir, bagi sang ibu yang menyususi bayinya itu, mereka memilih lebih banyak makan kacang, korma dan susu. Siang hari, makan roti dengan ikan yang tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak si anak. Di samping itu sang ibu diharuskan banyak makan minyak ikan (cod liver oil).

Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan, karena mereka percaya dengan makan ikan dengan daging hasilnya tidak bagus untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogyanya hanya makan ikan saja, bila makan daging, hanya makan daging saja, tidak dicampur. Makan pun, mereka mendahulukan makan buah-buahan baru makan roti atau nasi. Makan nasi dulu baru kemudian makan buah, dipercaya akan hanya membuat ngantuk dan malas berkerja.

Yang istimewa lagi adalah: di Isarel, merokok itu tabu! Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa nikotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi "gen" atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi "bodoh" atau "dungu".
Walaupun, kalau kita perhatikan, maka penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi.

Anak-anak, selalu diprioritaskan untuk makan buah dulu baru makan nasi atau roti dan juga tidak boleh lupa untuk minum pil minyak ikan. Mereka juga harus pandai bahasa, minimum 3 bahasa harus dikuasainya yaitu Hebrew [Ibrani], Arab dan bahasa Inggris. Anak-anak juga diwajibkan dan dilatih piano dan biola. Dua instrument ini dipercaya dapat sangat efektif meningkatkan IQ mereka. Irama musik terutama musik klasik dapat menstimulasi sel otak. Sebagian besar dari musikus genius dunia adalah orang Yahudi.


Satu dari 6 anak Yahudi, diajarkan matematik dengan konsep yang berkait langsung dengan bisnis dan perdagangan. Ternyata salah satu syarat untuk lulus dari Perguruan Tinggi bagi yang majoringnya bisnis, adalah, dalam tahun terakhir, dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang), harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar.

Itulah sebabnya, maka lebih dari 50 % perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi. Design "Levi's" terakhir diciptakan oleh satu Universitas di Israel, fakultas "Business and fashion".

Olah raga untuk anak-anak, diutamakan adalah Menembak, Memanah dan Lari. Menembak dan Memanah, akan membentuk otak cemerlang yang mudah untuk "fokus" dalam berpikir!

Di New York, ada pusat Yahudi yang mengembangkan berbagai kiat berbisnis kelas dunia. Di sini terdapat banyak sekali kegiatan yang mendalami segi-segi bisnis sampai kepada aspek-aspek yang mempengaruhinya. Dalam arti mempelajari aspek bisnis yang berkaitan juga dengan budaya bangsa pangsa pasar mereka. Pendalaman yang bergiat nyaris seperti laboratorium, "research and development" khusus perdagangan dan bisnis ini dibiayai oleh para konglomerat Yahudi.

Tidak mengherankan bila kemudian kita melihat keberhasilan orang Yahudi seperti terlihat pada : Starbucks, Dell Computer, Coca Cola, DKNY, Oracle. pusat film Hollywood, Levi's dan Dunkin Donat.

Khusus tentang rokok, negara yang mengikuti jejak Israel adalah Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan merokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasai yang "Bodoh" dan "Dungu".

Percaya atau tidak, tentunya terserah kita semua. Namun kenyataan yang ada terlihat bahwa memang banyak sekali orang Yahudi yang pintar! Tinggal, pertanyaannya adalah, apakah kepintarannya itu banyak manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup umat manusia secara keseluruhan?

Jumat, 13 Februari 2009

Kepemimpinan : Perlunya Stamina ?

e-Leadership ed.Peb'09

APAKAH ANDA MEMILIKI STAMINA FISIK YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI PEMIMPIN GEREJA?

Jika Anda menginginkan sebuah kepemimpinan gereja yang efektif, Anda
akan membayarnya dengan fisik Anda. Beberapa jam saja melakukan
suatu pekerjaan akan memeras fisik Anda. Anda akan perlu belajar
menilai kekuatan fisik Anda secara realistis dan batasan dasar
jumlah serta intensitas tugas yang Anda ingin kerjakan.

Hanya sedikit orang yang mampu memberdayakan fisik semaunya.
Biasanya, kita cenderung terlalu berlebihan dalam memperkirakan
jumlah tugas yang dapat kita kerjakan dengan sukses. Adalah seorang
pemimpin bijak yang tahu kapan harus menolak suatu tugas. Melakukan
apa yang melebihi kemampuan fisik adalah sebuah perbuatan yang
merugikan tubuh dan pelayanan gereja. Tubuh akan berontak dan
menemukan bahwa diri kita tidak mampu melakukan tugas apa pun dengan
baik. Terlebih lagi, saat kita memaksakan diri, pelayanan tidak akan
mendapatkan yang terbaik dari kita.

Namun, harus diketahui pula bahwa kapasitas fisik kita dapat
ditingkatkan. Beberapa orang mencoba melakukannya dengan bahan-bahan
kimia. Saya memunyai seorang teman yang memiliki pemasak kopi di
samping tempat tidurnya. Pemasak itu secara otomatis memasak kopi
sesuai waktu yang ditentukan pada pagi hari. Ia mengaku bahwa ia
bahkan tidak mampu bangun dari tempat tidur tanpa minum kopi
terlebih dahulu.

Kafein tidak bertahan lama, jadi ia minum kopi beberapa kali selama
sehari. Hal itu membuatnya dapat bekerja, namun apakah ia tidak
pernah memikirkan dampak dari kafein itu pada tubuhnya.

Orang lain menggunakan gula atau makanan untuk membuat mereka tetap
berenergi dalam bekerja.

Bahan-bahan kimia menghasilkan energi buatan sementara yang tidak
pernah mendekati energi alami yang tubuh hasilkan jika digunakan
dengan tepat. Jika ingin menjadi seorang pemimpin gereja yang
efektif, kita dapat mencapai tingkat energi yang paling tinggi
dengan merawat tubuh dengan benar. Artinya, dengan mengasup nutrisi
yang tepat dan mengurangi kafein, gula, makanan berminyak, dan
makanan dengan bahan kimia.

Itu berarti kita harus melakukan pola istirahat yang diperlukan oleh
tubuh. Beberapa orang memerlukan lebih banyak istirahat daripada
yang lainnya. Tidak semua orang memerlukan waktu 8 jam untuk tidur.
Mungkin tubuh Anda butuh istirahat sesaat selama sehari untuk dapat
bekerja dengan efektif. Dengan melakukan beberapa kali percobaan,
Anda akan dapat mengindetifikasi pola istirahat bagaimana yang cocok
dengan tubuh Anda.

Selain itu, Anda juga bisa berolahraga untuk meningkatkan stamina.

APAKAH ANDA MEMILIKI STAMINA EMOSIONAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI
PEMIMPIN GEREJA?

Memimpin gereja bisa jadi sangat menguras emosi. Tingkat pengurasan
emosi tergantung dari posisi pemimpin, orang-orang yang harus
bekerja dengan sang pemimpin, atmosfer emosi gereja pada saat itu,
dan apa yang sedang terjadi dalam hidupnya -- atau kombinasi dua
atau lebih hal-hal tersebut.

Sebelum menyetujui posisi kepemimpinan gereja, seorang yang bijak
akan memikirkan faktor-faktor tersebut jauh-jauh hari dan memutuskan
apakah ia sanggup melakukan tugasnya secara emosional. Dengan
melakukannya, ia akan menyadari bahwa meski tugas yang akan
diembannya adalah sesuatu yang mudah, ada saat-saat di mana ia harus
menolak suatu tugas.

Terkadang, ia mau melakukan suatu tugas, dan awalnya ia tidak
menemui kendala. Namun, kondisi mungkin berubah, dan mungkin ia
menemui dirinya sendiri berada dalam tekanan emosi yang tak sanggup
ia hadapi. Itulah saatnya ia harus memandang pekerjaan dan dirinya
secara realistis. Tekanan emosi dan fisik mungkin terjadi
berbarengan, karena itu, ia mungkin dapat melakukan sesuatu untuk
meningkatkan stamina fisiknya dan melanjutkan tugas sebagai
pemimpin. Namun, ada saat-saat suatu tugas benar-benar menguras
fisik. Maka ia harus memandang tugas itu dengan realistis dan
membuat keputusan objektif untuk mengundurkan diri. Hal ini harus ia
lakukan dengan penuh sukacita dan tanpa penyesalan. Ia tidak akan
memberikan banyak manfaat pada gereja jika ia tertekan secara emosi.
Kekuatan dan stabilitas emosi adalah hal mutlak bagi kepemimpinan
yang efektif.

APAKAH ANDA MEMILIKI STAMINA MORAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI
PEMIMPIN GEREJA?

Hampir semua orang menyadari kelemahannya. Hanya Anda yang tahu
apakah Anda cocok secara moral untuk memimpin gereja. Penting untuk
Anda menghadapi masalah ini dengan realistis. Gereja Yesus Kristus
sudah sangat dipermalukan oleh para pemimpin yang tidak melakukan
penilaian ini. Jika Anda menyimpulkan bahwa diri Anda tidak memiliki
stamina moral untuk menjadi pemimpin gereja, jauhkan diri Anda dari
posisi itu.

Ada penerapan lain yang lebih spesifik untuk prinsip ini. Anda tahu
kelemahan Anda, dan Anda tahu kapan biasanya kelemahan itu muncul.
Jangan menanggung posisi kepemimpinan gereja yang sepertinya akan
memberi peluang bagi Anda untuk berbuat dosa. Paulus menjelaskan hal
ini dalam 1 Timotius 6. Pada ayat 9 dan 10, ia mencatat beberapa
godaan yang dapat membenamkan seorang pemimpin gereja dengan mudah.
Pada ayat 11, ia berkata, "Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah
semuanya itu ...." "Menjauhi semuanya itu" berarti menjauhkan diri
dengan segala upaya yang mampu kita lakukan agar kita tidak tergoda.

Bagaimana hal tersebut dapat dipraktikkan? Seseorang yang mudah
tergoda oleh uang tidak boleh menempatkan diri pada posisi di mana
ia mampu menyelundupkan keuangan gereja. Seseorang yang memiliki
kelemahan dalam hal imoralitas seksual tidak boleh mengambil peran
kepemimpinan yang mengharuskannya bekerja dengan lawan jenis.
Seseorang yang mudah marah tidak boleh mengambil peran kepemimpinan
yang akan membuatnya mudah marah. Seseorang yang mudah tergoda untuk
bergosip tidak boleh menempatkan diri pada posisi yang membuatnya
mengetahui informasi konfidensial banyak orang.

Lihat situasinya dengan realistis. Jangan pikir Anda lebih kuat
daripada orang lain dan karenanya Anda dapat mengatasi segala
godaan. Jauhilah godaan. Jangan tempatkan diri pada posisi yang
mungkin akan memberikan peluang untuk godaan menggoda Anda.

APAKAH ANDA MEMILIKI PELATIHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI
PEMIMPIN GEREJA?

Tanpa pelatihan yang cukup, seseorang dapat gagal melaksanakan tugas
kepemimpinan gereja. Berapa jumlah pelatihan yang benar untuk
pemimpin gereja? Tergantung. Semakin tinggi derajat tanggung
jawabnya, semakin banyak pelatihan yang diperlukan. Seorang pendeta
memerlukan lebih banyak pelatihan daripada seorang pemimpin sebuah
kelompok pemuda. Apakah ada jumlah minimum pelatihan yang diperlukan
untuk semua pemimpin? Saya rasa ada. Berikut ini di antaranya.

1. Pelatihan Alkitab

Apakah masuk akal untuk seseorang harus memiliki wawasan menyeluruh
tentang Alkitab sebelum ia melakukan tugas kepemimpinan gereja?
Jelas masuk akal. Jangan salah artikan maksud saya. Saya bukanlah
seorang profesor yang menuntut semua orang Kristen harus menguasai
bahasa alkitabiah sebelum mereka mulai mengajar atau bahkan
memimpin. Namun, maksud saya, setidaknya mereka harus tahu letak
kitab-kitab dalam Alkitab dan memiliki gambaran umum tentang apa
yang setiap kitab itu ajarkan.

Saya juga mendorong para pemimpin potensial untuk memiliki
pengetahuan akan sejarah Alkitab sehingga mereka tahu urutan
kejadian alkitabiah. Saya juga mendorong untuk mereka dilatih
"hermeneutics" (ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip interpretasi
metodologikal). Mereka harus sudah menyerap serangkaian prinsip
strategis/metodologi untuk menafsirkan Alkitab dengan benar.

Mengapa saya sangat menekankan pelatihan alkitabiah seperti itu
untuk para pemimpin gereja? Hal itu karena keputusan yang tepat
adalah keputusan yang alkitabiah. Sebelum seorang pemimpin mengambil
langkah penting, ia harus mampu menjawab pertanyaan: "Apakah ada
dasar alkitabiah untuk keputusan ini?" Jika seorang pemimpin ingin
menjawab pertanyaan tersebut, ia harus memiliki gambaran dasar
tentang apa yang Alkitab katakan, di mana mencari jawaban yang
spesifik, dan bagaimana menafsirkan ayat bacaan dengan tepat. Ketika
ia membuat keputusan berdasarkan Alkitab, ia akan membuat keputusan
yang tepat saat ia melaksanakan tanggung jawabnya.

Beberapa pendeta pasti akan sangat tidak setuju dengan pendekatan
saya ini. Mereka mengatakan kepada jemaat mereka, pemimpin gereja
adalah orang yang berkata, "Biarkan aku menjadi guru Anda. Anda
tidak mungkin dapat menafsirkan Injil dengan tepat, jadi jangan
coba-coba menafsirkannya. Datanglah padaku untuk mendapatkan nasihat
ahli dariku, dan aku akan memberitahumu apa yang Injil katakan."

Pendekatan seperti itu sangat bertentangan sekali dengan pengajaran
Injil. Seorang pendeta atau guru lain belum melakukan tugasnya
dengan benar hingga ia mengajar setiap orang percaya bagaimana
memberi makan dirinya sendiri dengan firman Tuhan, dan pemimpin
gereja tidak akan benar-benar pantas menyandang posisi tersebut jika
mereka belum mampu memberi makan diri mereka sendiri dengan firman
Tuhan.

2. Pelatihan Teologi

Gereja di Amerika Utara mengalami iliterasi teologi dalam kurun
waktu yang lama. Saya pernah mendengar seorang pengkhotbah berkata,
"Saya bukan seorang teolog, tapi ...." dan kemudian menghabiskan 1
jam berikutnya menjelaskan tentang hal tersebut. Sebagai akibat dari
pengabaian doktrin, ia membuat bingung jemaatnya dengan segala jenis
doktrin.

Penting sekali untuk seorang pemimpin gereja mengerti doktrin
sehingga mereka dapat mengambil keputusan doktrinal, mengajar
sesuatu yang doktrinal, dan melaksanakan perannya dengan cara yang
doktrinal. Apa yang orang percayai tentang tersesatnya manusia tanpa
Kristus, contohnya, akan memiliki efek yang amat besar pada
keputusan yang ia buat.

Seorang pemimpin tidak hanya perlu memiliki pelatihan teologi akan
doktrin gereja, namun ia juga harus mengetahui apa yang gerejanya
ajarkan dan mengapa. Daripada memberikan jawaban mengambang dan
tidak jelas kepada jemaat saat mereka bertanya, alangkah lebih baik
jika seorang pemimpin dapat menjawab pertanyaan itu dengan
mengatakan, "Inilah yang gereja ajarkan, dan inilah mengapa kita
mengimaninya."

3. Pelatihan Lain

Pelatihan lain apa yang perlu dikembangkan? Ada beberapa
pertimbangan praktis. Sudahkah Anda mendapatkan pelatihan yang
diperlukan untuk menilai diri sendiri? Sudahkah Anda diajar
bagaimana Anda dapat saling menghargai? Sudahkah Anda mempelajari
keterampilan yang cukup untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif?
Sudahkah Anda menerima pelatihan sehingga Anda benar-benar mengenali
gereja dan latar belakang gereja Anda? Apakah Anda sanggup
menganalisa mengapa Anda harus menerima suatu tugas atau menolaknya?
Sudahkah Anda menerima pelatihan untuk melaksanakan tugas spesifik
Anda dengan efektif? Jika Anda adalah seorang pengajar, sudahkah
Anda menerima pelatihan pengajar yang disertai dengan pelatihan
alkitabiah dan doktrinal? Jika Anda terlibat dalam pengambilan
keputusan, sudahkah Anda dilatih untuk membuat keputusan secara
rasional dan bijaksana? Jika Anda terlibat dalam pelayanan keuangan,
sudahkah Anda menerima pelatihan yang cukup untuk menangani keuangan
secara akurat dan bijaksana?

Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan terpenting di dunia. Cara dasar
melaksanakan pekerjaan-Nya adalah melalui gereja. Tidak ada
pekerjaan yang berjalan dengan baik tanpa seorang pemimpin yang
terlatih. Mengapa kita berpikir bahwa gereja tidak membutuhkan
pemimpin yang terlatih? Jangan pernah, jangan pernah menanggung
posisi kepemimpinan gereja tanpa menjalani pelatihan terlebih
dahulu. Jika Anda tidak menjalani pelatihan terlebih dahulu sebelum
menanggung posisi kepemimpinan, Anda berarti menomorduakan pekerjaan
Tuhan. Hal itu adalah sebuah penghinaan kepada-Nya, kepada
gereja-Nya, dan kepada misi yang telah Ia berikan untuk gereja
lakukan di dunia ini.

Setelah Anda mengenal Tuhan, Anda juga harus mengenal diri sendiri
untuk dapat menanggung posisi kepemimpinan. Jika Anda belum mengenal
diri sendiri, Anda mungkin belum siap menjadi pemimpin. Mungkin Anda
sudah berperan sebagai pemimpin gereja selama beberapa waktu, namun
belum benar-benar mengenal diri sendiri. Jika Anda merasa seperti
itu, akan lebih baik bagi Anda untuk dengan sukacita melepaskan
posisi kepemimpinan tersebut dan memakai seluruh energi Anda untuk
terlebih dahulu mengenal diri sendiri. Saat Anda benar-benar
mengenal diri Anda sendiri, Anda pasti akan menjadi seorang pemimpin
yang jauh lebih efektif daripada apa yang Anda bayangkan. Kenalilah
diri sendiri. Jika perlu, berkorbanlah untuk melakukannya. Kemuliaan
Tuhan dipertaruhkan. (t/Dian)

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Judul buku: Circles of Influence
Judul asli artikel: Natural Requirements
Penulis: Robert C. Anderson
Penerbit: Moody Press, Chicago 1991
Halaman: 61 -- 66