Senin, 24 November 2008

Hidup Mungkin Singkat Namun Buatlah Bermakna


Manusia yang lahir dari perempuan singkat umurnya dan penuh kegelisahan. (Ayub 14:1)

Membaca Almanak hari ini saya langsung teringat kemarin di gereja kami mengadakan peringatan orang yang telah meninggal. Ada tiga orang anggota jemaat yang meninggal tahun ini: seorang ibu berusia 49 tahun, seorang anak 2 tahun, dan seorang bayi tiga bulan. Ternyata benar kata Ayub, hidup di dunia ini bisa sangat singkat atau pendek sekali. Seperti kata nabi Yesaya yang dikutip oleh Petrus dalam suratnya: Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya” (Yesaya 40:6-8, 1 Petrus 1:24-25). Lantas bagaimanakah?

Waktu kehidupan kita di dunia ini memang ada batasnya dan kita tidak bisa menolak bila batasnya tiba. Ada orang yang sampai berusia 70 tahun atau 80 tahun atau bahkan lebih (seperti di negeri-negeri maju). Tentu kita semua berdoa dan berharap agar dikaruniai umur panjang. Sejalan dengan doa dan harapan itu tentu kita harus menjaga kesehatan, mendisiplinkan makanan, pola hidup, istirahat, dan juga mengelola pikiran agar tetap rileks dan gembira. Ingat: banyak orang mengharap umur panjang namun tindakannya justru terus-menerus memperpendek umurnya. Secara singkat: kita perlu sehat jiwa dan raga.

Selanjutnya, hidup memang terbatas waktunya, namun kita dapat membuatnya sangat bermakna dan membahagiakan. Berapa pun sisa umur yang dikaruniakan Tuhan Allah kepada kita agar diisi dengan hal-hal yang benar dan baik, sangat berguna bagi diri sendiri maupun orang banyak, serta membahagiakan dan membanggakan diri sendiri maupun sekitar. Apalah arti umur panjang jika tidak ada lagi yang dapat dikerjakan dan dilakukan? Apa juga arti umur panjang jika tidak bahagia?

Baiklah kita sadar satu hal yang membuat hidup sangat bermakna dan membahagiakan adalah: kasih. Selama masih ada orang yang kita kasihi dan mengasihi kita hidup penuh dengan makna dan kebahagiaan. Sebab itu berapa pun waktu yang masih tersisa di dunia ini baiklah kita gunakan untuk mengasihi dan berbuat kebajikan kepada sesama. Termasuk mendoakannya.

Doa:

Ya Allah, Engkau menganugerahi kami waktu kehidupan agar kami dapat melakukan hal-hal yang benar, baik, indah dan berguna. Kami mohon ampun dan belas kasihanMu atas waktu anugerahMu yang telah kami sia-siakan dan buang percuma. Berapa pun sisa hidup kami, biarlah kami pergunakan sebaik-baiknya untuk berbuat baik, mengasihi orang lain, dan memuliakan Tuhan. Tolonglah kami menjadikan hidup kami sungguh-sungguh bermakna dan membanggakan agar kami juga sungguh-sungguh bahagia. Dalam Kristus kami hidup abadi selama-lamanya. AMIN.

Pdt Daniel Taruli Asi Harahap


(Mohon maaf buat Abang Pdt.DTA karena memuat salah satu renungan ini di blog saya)